BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jantung adalah salah satu organ yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena fungsi utamanya yang memompa
darah kaya nutrisi ke seluruh tubuh dan sebagai tempat pertukaran oksigen dan
carbon dioksida yang dibaga oleh darah.
Seiring dengan perkembangan jaman dan
perubahan gaya hidup yang kurang sehat, sehingga menimbulkan berbagai macam
keluhan dan penyakit yang menimpa manusia. Salah satunya gangguan dan penyakit
pada jantung.
B. Identifikasi Masalah
Dalam ilmu
fisioterapi sangat penting untuk mengetahui, mempelajari, dan memahami slah
satu penyakit jantung yaitu Congestive Heart Failure (CHF) atau yang lebih
dikenal dengan istilah gagal jantung kongestif. Untuk itu penulis ingin membuat
makalah tentang gagal jantung dewasa Congestive Heart Failure (CHF) untuk
memudahkan pembaca mengenal dan memahami tentang perubahan tersebut.
C. Rumusan Masalah
- Apa
yang dimaksud sistem kardiovasculer?
- Apa
yang dimaksud Congestive Heart Failure (CHF)?
- Bagaimana
anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler?
- Apa
saja klasifikasi CHF?
- Bagaimana
epidemiologi CHF?
- Apa
saja etiologi CHF?
- Bagaimana
patofisiologi CHF?
- Apa
saja problematik yang dialami penderita CHF?
- Bagaimana
pemeriksaan diagnosis fisioterapi terhadap CHF?
- Bagaimana
penatalaksanaan CHF?
D. Tujuan Penulisan
1.
Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami yang dimaksud sistem kardiovaskuler.
2.
Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami Congestive Heart Failure (CHF).
3.
Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler.
4.
Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami klasifikasi CHF.
5.
Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami epidemiologi CHF.
6.
Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami etiologi CHF.
7.
Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami patofisiologi CHF.
8.
Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami problematik yang dialami penderita CHF.
9.
Mahasiswa
dapat mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnosis fisioterapi terhadap CHF.
10. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan CHF.
E. Manfaat Penulisan
1.
Mahasiswa
dapat memahami patologi congestive heart failure (CHF) dan penegakan diagnosis
fisioterapi pada CHF.
2.
Sebagai
bahan referensi.
BAB II
TINJAUAN
TEORITIS
A. Pengertian Sistem Kardiovaskuler.
Kardiovasculer terdiri dari 2 (dua)
kata, yaitu cardiac yang berati
jantung dan vasculer yang berati
pembuluh darah, sehingga sistem ini menyangkut jantung, komponen darah dan
pembuluh darah.
Sistem
kardiovaskuler adalah organ sirkulasi
darah yang terdiri dari jantung, komponen darah, dan pembuluh darah yang
berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan setiap jaringan
didalam tubuh yang dibutuhkan untuk proses metabolisme.
B. Pengertian Congestive Heart Failure (CHF)
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. Secara klinis keadaan pasien sesak
napas disertai dengan adanya bendungan vena jugularis, hepatomegali, asites dan
edema perifer. Gagal jantung kongestif biasanya diawali lebih dulu oleh gagal
jantung kiri dan secara lambat diikuti gagal jantung kanan. http://zahstraces.blogspot.com/2012/06/congestive-heart-failure-gagal-jantung.html
C. Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler Secara Umum.
Anatomi dan
fisiologi sistem kardiovaskuler, dibagi menjadi dua yaitu;
1. Anatomi dan fisiologi jantung
Jantung adalah oragan berotot yang terdiri dari empat ruang,
terletak di rongga dada dilindungi oleh sangkar thorak, berada sedikit di
sebelah kiri Os. Sternum. Ukuran jantung kurang lebih sebesar kepalan tangan
dan memiliki berat berkisar 250-350 gram untuk orang dewasa.
Jantung terdiri dari 4 ruangan, yaitu;
a.
Atrium
dextra (kanan)
Atrium (serambi) adalah ruang atas jantung yang memiliki permukaan
dinding tipis. Atrium dextra berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen
dari seluruh tubuh,
b.
Atrium
sinistra (kiri)
Atrium sinistra berfungsi sebagai penerima darah kaya oksigen dari
pulmo (paru-paru).
c.
Ventrikel
dextra (kanan)
Ventrikel (bilik) adalah ruang bawah jantung yang memiliki
permukaan dinding lebih tebal karena bertugas memompa darah ke seluruh tubuh.
Ventrikel dextra berfungsi sebagai penerima darah dari atrium dextra dan
memompanya ke paru-paru.
d.
Ventrikel
sinistra (kiri)
Ventrikel sinistra berfungsi sebagai penerima darah dari atrium
sinistra dan memompa darah kaya oksigen ke seluruh tubuh.
Gambar 0.01
Anatomi Jantung
Jantung
terdiri dari 3 (tiga) lapisan; yaitu:
a.
Pericardium
Merupakan lapisan terluar jantung yang berfungsi untuk membungkus
dan melindungi jantung. Terdiri dari dua lapisan fibrosa dan serosa yaitu
lapisan parietl dan viceral yang bertemu dipangkal jantung menjadi kantung
jantung.
b.
Miocardium
Merupakan lapisan tengah atau inti jantung, terdiri dari otot-otot
jantung yang menerima suplai darah dari arteri coronaria. Terdiri dari 3
lapisan otot jantung, yaitu;
− Otot atria, sangat tipis dan kurang teratur. Terdiri dari dua
lapisan, lapisan dalam berbentuk serabut-serabut berbentuk lingkaran dan lapisan
luar mencakup kedua ototatria.
− Otot ventrikuler, membentuk serambi jantung dimulai dari cicin
antrioventricular sampai apex jantung.
− Otot antrioventrikuler, dinding pemisah antara atrium dan
ventrikel.
c.
Endocardium
Bagian dalam jantung atau dinding dalam atrium yang silapisi oleh
membran yang mengkilat, terdiri dari jaringan endotel kecuali aurikula dan
bagian depan sinus vena kava.
Katup
jantung terdiri dari 4 katup, yaitu;
a.
Katup
trikuspidalis
Terdiri dari tiga daun katup. Berada diantara atrium dextra dan
ventrikel dextra. Berfungsi untuk mencegah kembalinya aliran darah
menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel.
b.
Katup
bikuspidalis
Terdiri dari dua daun katup. Berada diantara atrium sinistra dan
ventrikel sinistra. Berfungsi mengatur aliran darah kembali menuju atrium kiri.
Katup ini menutup pada saat kontraksi ventrikel.
c.
Katup pulmonal
Terdiri dari tiga daun katup. Berada pada pangkal trunkus
pulmonalis. Terbuka jika ventrikel dextra berkontraksi dan menutup jika
ventrikel dextra relaksasi, sehingga darah mengalir dari ventrikel dextra
menuju arteri pulmonalis.
d.
Katup aorta
Katup aorta
terdiri dari tiga daun katup. Berada pada pangkal aorta. Membuka jika ventrikel sinistra
berkontraksi dan darah akan mengalir ke seluruh tubuh. Menutup jika ventrikel
sinistra relaksasi, dan mencegah darah masuk kembali.
Empat sifat fundamental jantung, yaitu;
a.
Rhythmicity,
kesanggupan jantung secara otomatis dan periodik merangsang dirinya sendiri.
b.
Conductivity,
kesanggupan jantung untuk menghantar rangsangan baik sistem konduksi intrinsik
atau myocard.
c.
Excitability,
kemampuan jantung untuk dirangsang oleh rangsangan yang berasal dari jantung
dan rangsangan saraf jantung.
d.
Contractility,
daya kontraksi jantung.
D.
Klasifikasi
CHF.
Berdasarkan bagian jantung yang
mengalami kegagalan pemompaan, gagal jantung terbagi atas gagal jantung kiri,
gagal jantung kanan, dan gagal jantung kongestif. Klasifikasi fungsional
jantung ada 4 kelas, yaitu:
a. Kelas
1 : Penderita kelainan jantung tanpa pembatasan aktivitas fisik. Aktivitas
sehari-hari tidak menyebabkan keluhan.
b. Kelas
2 : Penderita dengan kelainan jantung yang mempunyai akti vitas fisik terbatas.
Tidak ada keluhan sewaktu istirahat, tetapi aktivitas sehari – hari akan
menyebabkan capek, berdebar, sesak nafas.
c. Kelas
3 : Penderita dengan aktivitas fisik yang sangat terbatas. Pada keadaan
istirahat tidak terdapat keluhan, tetapi ak tivitas fisik ringan saja akan
menyebabkan capek, berdebar, sesak nafas.
d. Kelas
4 : Penderita yang tidak mampu lagi mengadakan aktivitas fisik tanpa rasa
terganggu. Tanda-tanda dekompensasi atau angina malahan telah terdapat pada
keadaan istirahat.
CHF menurut New York Heart Assosiation (NYHA) dibagi menjadi :
a.
Grade 1 :
Penurunan fungsi ventrikel kiri tanpa gejala.
b.
Grade 2 : Sesak
nafas saat aktivitas berat
c.
Grade 3 : Sesak
nafas saat aktivitas sehari-hari.
d.
Grade 4 : Sesak
nafas saat sedang istirahat.
E.
Epidemiologi
CHF.
Penyakit gagal jantung
meningkat sesuai dengan usia, berkisar kurang dari l % pada usia kurang dari
50 tahun hingga 5% pada usia 50-70 Tahun dan 10% pada usia 70 tahun ke
atas. Penyakit gagal jantung sangatlah buruk jika penyebab yang mendasarinya
tidak segera ditangani, hampir 50% penderita gagal jantung meninggal dalam
kurun waktu 4 Tahun. 50% penderita stadium akhir meninggal dalam kurun waktu 1
Tahun, di Indonesia prevalensi gagal jantung secara nasional belum ada sebagai
gambaran di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta, pada tahun 2006 diruang
rawat jalan dan inap didapat 3,23% kasus gagal jantung dari total 11,711 pasien.
F.
Etiologi
CHF.
Terjadinya gagal jantung dapat
disebabkan :
a. Disfungsi
miokard (kegagalan miokardial)
b. Beban
tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (systolic overload)
Beban
sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel (systolic overload) menyebabkan
hambatan pada pengosongan ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel atau
isi sekuncup.
c. Beban
volume berlebihan pembebanan diastolic (diastolic overload)
Preload
yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic overload) akan
menyebabkan volum dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel meninggi.
Prinsip Frank Starling; curah jantung mula-mula akan meningkat sesuai dengan
besarnya regangan otot jantung, tetapi bila beban terus bertambah sampai melampaui
batas tertentu, maka curah jantung justru akan menurun kembali.
d. Peningkatan
kebutuhan metabolic-peningkatan kebutuhan yang berlebihan (demand overload)
Beban
kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya kerja jantung di mana
jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal jantung
walaupun curah jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mampu untuk memenuhi
kebutuhan sirkulasi tubuh.
e. Gangguan
pengisian (hambatan input).
Hambatan
pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk ke dalam ventrikel atau
pada aliran balik vena/venous return akan menyebabkan pengeluaran atau output
ventrikel berkurang dan curah jantung menurun.
f. Kelainan
Otot Jantung
Gagal
jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, menyebabkan
menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan
fungsi otot mencakup arterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit
otot degeneratif atau inflamasi.
g. Aterosklerosis
Koroner
Mengakibatkan
disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi
hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium
(kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
h. Hipertensi
Sistemik / Pulmonal
Meningkatkan
beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertropi serabut otot
jantung.
i. Peradangan
dan Penyakit Miokardium
Berhubungan
dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut
jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
j. Penyakit
jantung
Penyakit
jantung lain seperti stenosis katup semilunar, temponade perikardium,
perikarditis konstruktif, stenosis katup AV.
k. Faktor
sistemik
Faktor
sistemik seperti hipoksia dan anemia yang memerlukan peningkatan curah jantung
untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat
menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis dan abnormalitas
elektrolit juga dapat menurunkan kontraktilitas jantung.
G.
Patofisiologi
CHF.
Kelainan
intrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal jantung akibat
penyakit jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang
efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup
dan meningkatkan volume residu ventrikel.
Tekanan
arteri paru-paru dapat meningkat sebagai respon terhadap peningkatan kronis
tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary meningkatkan tahanan terhadap ejeksi
ventrikel kanan. Serentetan kejadian seprti yang terjadi pada jantung kiri,
juga akan terjadi pada jantung kanan, dimana akhirnya akan terjdi kongesti
sistemik dan edema.
Perkembangan
dari kongesti sistemik atau paru-paru dan edema dapat dieksaserbasi oleh regurgitasi
fungsional dan katub-katub trikuspidalis atau mitralis bergantian. Regurgitasi
fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari annulus katub atrioventrikularis
atau perubahan-perubahan pada orientasi otot papilaris dan kordatendinae yang
terjadi sekunder akibat dilatasi ruang.
Sebagai
respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme primer yang dapat dilihat;
meningkatnya aktifitas adrenergik simpatik, meningkatnya beban awal
akibat aktivasi istem rennin-angiotensin-aldosteron dan hipertrofi ventrikel.
Ketiga respon ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curh jantung.
Meknisme-meknisme ini mungkin memadai untuk mempertahnkan curah jantung pada
tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini, pada keadaan
istirahat. Tetapi kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah
jantung biasanya tampak pada keadaan berktivitas. Dengan berlanjutnya gagal
jantung maka kompensasi akan menjadi semakin luring efektif.
H.
Problematik
yang Dialami Penderita CHF
Problematika
yang dialami penderita CHF, merupakan gabungan dari problematik penderita
penyakit gagal jantung kanandan penderita gagal jantung kiri, yaitu:
-
Perasaan badan lemah
-
Cepat lelah
-
Jantung berdebar-debar
-
Sesak nafas
-
Batuk Anoreksia
-
Keringat dingin
-
Takhikardia
-
Bunyi jantung III
-
Edema tumit dan tungkai bawah
-
Hati membesar, lunak dan nyeri
tekan
-
Gangguan gastrointestinal (perut
kembung, anoreksia dan nausea) dan asites.\
-
Berat badan bertambah
-
Penambahan cairan badan
-
Perasaan tidak enak pada
epigastrium.
http://noordhianaishiteru.blogspot.com/2011/01/gagal-jantung-congestive-heart-failure.html
BAB III
PENATALAKSANAAN
FISIOTERAPI
A.
Diagnosis
Fisioterapi terhadap CHF.
Penegakan diagnosa
fisioterapi;
- Impairment,
gangguan yang dialami pasien.
Pasien mengalami;
-
Perasaan badan lemah
-
Jantung berdebar-debar
-
Sesak nafas
-
Berat badan bertambah
-
Bunyi jantung III
-
Edema tumit dan tungkai bawah
- Fungsional
Limitation, keterbatasan fungsi yang dialami diri sendiri pasien.
Pasien mengalami sesak nafas dan cepat lelah saat akstifitas.
- Disability,
gangguan terhadap aktifitas fungsional dengan orang lain atau lingkungan.
Gangguan ini biasanya
mengarah pada pekerjaan pasien atau hobi pasien. Misalnya jika seorang ibu
rumah tangga, pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan pekerjaan rumah
tangga yang berat seperti mengangkat bebanyang berat, berkebun, berjalan jauh,
dan sebagainya.
B.
Pemeriksaan
Fisioterapi terhadap CHF.
Pemeriksaan yang dilakukan;
- Pemeriksaan
umum
a.
Kondisi
umum
- Tekanan darah; menggunakan spignomanometer satuan millimeter
(mmHg).
- Tekanan nadi; menggunakan palpasi jari satuan kali/menit.
- Temperatur badan; menggunakan termometer satuan derajad celcius (ᵒC).
- Berat badan; menggunakan timbangan berat badan satuan kilogram
(kg).
- Tinggi badan; mengginakan mid line satuan centimeter (cm).
b.
IPPA
- Inspeksi; melihat adanya perubahan pada raut wajah, bentuk dada
atau sangkar thoraks, melihat adanya oedema.
- Palapasi; menyentuh dan meraba adanya piting oedema, suhu tubuh, nyeri
tekan pada daerah dada atau thoraks.
- Perkusi; mengetuk pada bagian dada atau thoraks dan abdomen.
Melihat adanya nyeri tekan dan kembung.
- Auskultasi; mendengar dengan stetoscop pada bagian dada dan
punggung. Untuk mengetahui adanya cairan pada paru-paru, suara nafas, detak
jantung.
- Pemeriksaan
khusus
- Nyeri pada dada; menggunakan skala VAS atau VDS. Memeriksa nyeri
diam, nyeri gerak, dan nyeri tekan.
- Atropometri; menggunakan mid line. Memeriksa ukuran sangkar thorak
dan oedema yang terjadi pada tungkai.
- Pemeriksaan
spesifik
- Endurance test
Bertujuan untuk mengetahui kebugaran tubuh. Dengan cara
menggunakan treatmill atau jalan 6 menit.
- Skala NYHA (New York Heart Asosiation)
Bertujuan untuk adanya sesak nafas dan nyeri dada. Terdapat 4
kelas yaitu;
Kelas 1 : tidak ada gejala, sesak nafas timbul pada aktivitas
berat.
Kelas 2 : timbul gejala sesak saat aktivitas sedang.
Kelas 3 : sesak pada saat melakukan aktivitas sehari-hari atau
aktivitas ringan.
Kelas 4 : sesak pada saat istirahat.
- IMT (Index Massa Tubuh)
Rumus IMT= berat badan : tinggi badan2
Satuan berat badan yang digunakan adalah kilogram (kg), satuan
tinggi badan adalah meter (m).
Klasifikasi IMT
<18,5 = BB
kurang
18,5-22,9 = BB normal
23 = BB
lebih
23-24,5 = pre
obesitas
25-29,9 = obesitas I
>30 =
obesitas II
- Pemeriksaan
fungsional
- ADL (aktivitas Daily Life)
- Pekerjaan
- Hobi
- Pemeriksaan
penunjang
- EKG; hipertrofi atrium atau ventrikuler, penyimpangan
aksis, iskemia dan kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia: takhikardi,
fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih setelah
imfark miokard menunjukkan adanya aneurime ventricular.
- Sonogram; dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan
dalam fungsi/struktur katub atau are penurunan kontraktilitas ventricular.
- Scan jantung; tindakan penyuntikan fraksi dan
memperkirakan pergerakan dinding.
- Kateterisasi jantung; tekanan abnormal merupakan indikasi
dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan atau sisi kiri, stenosi katup
atau insufisiensi, dan mengkaji potensi arteri kororner. Zat kontras disuntikkan
kedalam ventrikel menunjukkan ukuran abnormal dan ejeksi fraksi/perubahan
kontrktilitas.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gagal jantung kongestif
(CHF) adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk
memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. Penyebabnya karena disfungsi
miokard, beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (systolic overload),
beban volume berlebihan pembebanan diastolic (diastolic overload), kelainan
otot jantung, gangguan pengisian (hambatan input), penyakit miokardium,
penyakit jantung dan fungsi sisemik.
Diagnosa fisioterapi
berupa impairment, fungcional limitation dan disability. Pemeriksaan yang
dilakukan meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus, pemeriksaan spesifik,
pemeriksaan fungsional dan pemeriksaan penunjang.
B. Saran
- Penulis lebih banyak melihat
referensi lain agar dapat memperoleh informasi yang lain mengenai penyakit
congestive heart failure (CHF) atau gagal jantung kongestif.
- Pembaca tidak hanya terpaku
resume ini, tetapi juga melihat referensi lain agar informasi yang didapat
lebih beragam.
- Diharapkan pembaca dapat
mengaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA