Kamis, 26 Maret 2015

Penanganan Skoliosis


scoliosis dalah suatu kelainan yang terjadi pada tulang belakang, sehingga tulang belakang tampak melengkung. Menurut hasil studi sebuah penelitian mengatakan bahwa sekitar 80an persen skoliosis tidak diketahui penyebab yang pasti. Sedangkan sekitar 20an persen, skoliosis disebabkan karena menderita kelainan penyakit tertentu. Kelainan ini terjadi dengan ditunjukkan tulang belakang membengkong bisa ke kiri atau pun ke kanan. Tapi biasanya ke kiri.
Penderita skoliosis masih bisa beraktivitas seperti orang biasa. Namun seiring bertambahnya usia dan perkembangan tubuh terkadang kelainan ini bisa memicu rasa sakit. Bisa saja penderita akan merasakan nyeri pada punggung, nyeri pada leher atau pinggang, gangguan pencernaan atau bisa juga gangguan pernapasan seperti pada jantung dan paru-paru.



Skoliosis Skoliosis: Cara Mudah Atasi Penyakit Skoliosis

terapi latihan yang dapat dilakukan
Fleksibilitas Punggung
Gerakan ini terdiri atas empat gerakan yang terfokus pada punggung. Gerakan ini dilakukan secara rileks dengan membungkukkan badan ke depan, belakang, samping kanan dan kiri. Tangan mengikuti arah badan ditekuk. Jika ke samping, tangan diangkat dan diletakkan di atas kepala, sedangkan tangan yang lain bebas. Tiap gerakan tahan hingga 10 hitungan kemudian ulangi sebanyak 5 repetisi.
skoliosis 1
2. Stetching Thoraxal
Gerakan ini terutama untuk skolioser yang mengalami pembengkokan tulang ke belakang pada thoraxal atau bagian atas. Caranya, berdiri tegak, buka kaki selebar bahu, kemudian tekuk siku dan letakkan tangan tepat pada dada samping. Tangan yang lain diangkat di atas kepala. Liukkan badan ke samping kea rah tangan yang ditekuk. Tahan hingga 10 hitungan dan ulangi sebanyak 5 repetisi.
skoliosis 2
3. Latihan Punggung
Pada penderita scoliosis, punggung merupakan bagian cukup penting, kelenturan punggung harus dipertahankan sebaik mungkin sehingga tetap bisa beraktivitas. Latihan ini untuk meningkatkan kelenturan punggung. Tidak ada gerakan khusus, melainkan hanya meletakkan bantal atau ganjalan yang tidak terlalu keras di bawah punggung. Terlentang dengan rileks kemudian letakkan ganjalan tepat di bawah tulang punggung. Rasakan tulang punggung menjadi rileks.
skoliosis 3
4. Strengthening Trunk
Latihan ini untuk mengaktifkan otot-otot tulang belakang serta memperbaiki tulang belakang yang tidak lurus.
Caranya, ambil posisi telungkup di atas matras. Letakkan kedua tangan di samping tubuh. Kemudian tarik kedua kaki ke atas setinggi-tingginya, diikuti tangan serta kepala. Saat mengangkat ini usahakan hanya perut yang menempel pada matras. Tahan hingga 10 hitungan dan ulangi sebanyak 5 repetisi.
skoliosis 4
5. Stretching untuk Otot
Otot-otot tulang belakang pada penderita scoliosis akan mengalami spasme atau kaku. Tetapi dengan gerakan stretching, otot-otot yang kaku dapat diredakan.
skoliosis 5
Caranya, berjongkok di matras, kepala ditempelkan pada matras. Letakkan kedua tangan lurus ke depan, kemudian putar ke samping hingga seperti membelok. Tahan hingga 10 hitungan. Lakukan bergantian, antara saming kanan dan kiri. Ulangi hingga 5 repetisi. LAKUKAN GERAKAN KHUSUS UNTUK MERINGANKAN DERITA SKOLIOSIS


referensi:
 http://sehatsatu.com/cara-mudah-atasi-skoliosis/
http://sweetspearls.com/health/lakukan-gerakan-khusus-untuk-meringankan-derita-skoliosis/

Diagnosa Fisioterapi CHF


BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
Jantung adalah salah satu organ yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Karena fungsi utamanya yang memompa darah kaya nutrisi ke seluruh tubuh dan sebagai tempat pertukaran oksigen dan carbon dioksida yang dibaga oleh darah.
Seiring dengan perkembangan jaman dan perubahan gaya hidup yang kurang sehat, sehingga menimbulkan berbagai macam keluhan dan penyakit yang menimpa manusia. Salah satunya gangguan dan penyakit pada jantung.
Salah satunya adalah congestive heart failur (CHF) atau sering disebut dengan gagl jantung. Gagal jantung kongestif (CHF) adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. http://zahstraces.blogspot.com/2012/06/congestive-heart-failure-gagal-jantung.html

B.  Identifikasi Masalah
Dalam ilmu fisioterapi sangat penting untuk mengetahui, mempelajari, dan memahami slah satu penyakit jantung yaitu Congestive Heart Failure (CHF) atau yang lebih dikenal dengan istilah gagal jantung kongestif. Untuk itu penulis ingin membuat makalah tentang gagal jantung dewasa Congestive Heart Failure (CHF) untuk memudahkan pembaca mengenal dan memahami tentang perubahan tersebut.

C.  Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud sistem kardiovasculer?
  2. Apa yang dimaksud Congestive Heart Failure (CHF)?
  3. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler?
  4. Apa saja klasifikasi CHF?
  5. Bagaimana epidemiologi CHF?
  6. Apa saja etiologi CHF?
  7. Bagaimana patofisiologi CHF?
  8. Apa saja problematik yang dialami penderita CHF?
  9. Bagaimana pemeriksaan diagnosis fisioterapi terhadap CHF?
  10. Bagaimana penatalaksanaan CHF?

D.  Tujuan Penulisan
1.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami yang dimaksud sistem kardiovaskuler.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Congestive Heart Failure (CHF).
3.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler.
4.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami klasifikasi CHF.
5.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami epidemiologi CHF.
6.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami etiologi CHF.
7.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami patofisiologi CHF.
8.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami problematik yang dialami penderita CHF.
9.      Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pemeriksaan diagnosis fisioterapi terhadap CHF.
10.  Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami penatalaksanaan CHF.

E.   Manfaat Penulisan
1.      Mahasiswa dapat memahami patologi congestive heart failure (CHF) dan penegakan diagnosis fisioterapi pada CHF.
2.      Sebagai bahan referensi.











BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A.  Pengertian Sistem Kardiovaskuler.
Kardiovasculer terdiri dari 2 (dua) kata, yaitu cardiac yang berati jantung dan vasculer yang berati pembuluh darah, sehingga sistem ini menyangkut jantung, komponen darah dan pembuluh darah.
Sistem kardiovaskuler adalah  organ sirkulasi darah yang terdiri dari jantung, komponen darah, dan pembuluh darah yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan setiap jaringan didalam tubuh yang dibutuhkan untuk proses metabolisme.

B.  Pengertian Congestive Heart Failure (CHF)
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. Secara klinis keadaan pasien sesak napas disertai dengan adanya bendungan vena jugularis, hepatomegali, asites dan edema perifer. Gagal jantung kongestif biasanya diawali lebih dulu oleh gagal jantung kiri dan secara lambat diikuti gagal jantung kanan. http://zahstraces.blogspot.com/2012/06/congestive-heart-failure-gagal-jantung.html

C.  Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler Secara Umum.
Anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler, dibagi menjadi dua yaitu;
1.    Anatomi dan fisiologi jantung
Jantung adalah oragan berotot yang terdiri dari empat ruang, terletak di rongga dada dilindungi oleh sangkar thorak, berada sedikit di sebelah kiri Os. Sternum. Ukuran jantung kurang lebih sebesar kepalan tangan dan memiliki berat berkisar 250-350 gram untuk orang dewasa.

Jantung terdiri dari 4 ruangan, yaitu;
a.       Atrium dextra (kanan)
Atrium (serambi) adalah ruang atas jantung yang memiliki permukaan dinding tipis. Atrium dextra berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh,
b.      Atrium sinistra (kiri)
Atrium sinistra berfungsi sebagai penerima darah kaya oksigen dari pulmo (paru-paru).
c.       Ventrikel dextra (kanan)
Ventrikel (bilik) adalah ruang bawah jantung yang memiliki permukaan dinding lebih tebal karena bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Ventrikel dextra berfungsi sebagai penerima darah dari atrium dextra dan memompanya ke paru-paru.
d.      Ventrikel sinistra (kiri)
Ventrikel sinistra berfungsi sebagai penerima darah dari atrium sinistra dan memompa darah kaya oksigen ke seluruh tubuh.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/2/27/Jantung.jpg
Gambar 0.01 Anatomi Jantung

Jantung terdiri dari 3 (tiga) lapisan; yaitu:
a.         Pericardium
Merupakan lapisan terluar jantung yang berfungsi untuk membungkus dan melindungi jantung. Terdiri dari dua lapisan fibrosa dan serosa yaitu lapisan parietl dan viceral yang bertemu dipangkal jantung menjadi kantung jantung.
b.         Miocardium
Merupakan lapisan tengah atau inti jantung, terdiri dari otot-otot jantung yang menerima suplai darah dari arteri coronaria. Terdiri dari 3 lapisan otot jantung, yaitu;
     Otot atria, sangat tipis dan kurang teratur. Terdiri dari dua lapisan, lapisan dalam berbentuk serabut-serabut berbentuk lingkaran dan lapisan luar mencakup kedua ototatria.
     Otot ventrikuler, membentuk serambi jantung dimulai dari cicin antrioventricular sampai apex jantung.
     Otot antrioventrikuler, dinding pemisah antara atrium dan ventrikel.
c.         Endocardium
Bagian dalam jantung atau dinding dalam atrium yang silapisi oleh membran yang mengkilat, terdiri dari jaringan endotel kecuali aurikula dan bagian depan sinus vena kava.

Katup jantung terdiri dari 4 katup, yaitu;
a.         Katup trikuspidalis
Terdiri dari tiga daun katup. Berada diantara atrium dextra dan ventrikel dextra. Berfungsi untuk mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel.
b.         Katup bikuspidalis
Terdiri dari dua daun katup. Berada diantara atrium sinistra dan ventrikel sinistra. Berfungsi mengatur aliran darah kembali menuju atrium kiri. Katup ini menutup pada saat kontraksi ventrikel.
c.         Katup pulmonal
Terdiri dari tiga daun katup. Berada pada pangkal trunkus pulmonalis. Terbuka jika ventrikel dextra berkontraksi dan menutup jika ventrikel dextra relaksasi, sehingga darah mengalir dari ventrikel dextra menuju arteri pulmonalis.
d.        Katup aorta
Katup aorta terdiri dari tiga daun katup. Berada pada pangkal aorta. Membuka jika ventrikel sinistra berkontraksi dan darah akan mengalir ke seluruh tubuh. Menutup jika ventrikel sinistra relaksasi, dan mencegah darah masuk kembali.

Empat sifat fundamental jantung, yaitu;
a.         Rhythmicity, kesanggupan jantung secara otomatis dan periodik merangsang dirinya sendiri.
b.         Conductivity, kesanggupan jantung untuk menghantar rangsangan baik sistem konduksi intrinsik atau myocard.
c.         Excitability, kemampuan jantung untuk dirangsang oleh rangsangan yang berasal dari jantung dan rangsangan saraf jantung.
d.        Contractility, daya kontraksi jantung.

D.      Klasifikasi CHF.
Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan pemompaan, gagal jantung terbagi atas gagal jantung kiri, gagal jantung kanan, dan gagal jantung kongestif. Klasifikasi fungsional jantung ada 4 kelas, yaitu:
a.    Kelas 1 : Penderita kelainan jantung tanpa pembatasan aktivitas fisik. Aktivitas sehari-hari tidak menyebabkan keluhan.
b.    Kelas 2 : Penderita dengan kelainan jantung yang mempunyai akti vitas fisik terbatas. Tidak ada keluhan sewaktu istirahat, tetapi aktivitas sehari – hari akan menyebabkan capek, berdebar, sesak nafas.
c.    Kelas 3 : Penderita dengan aktivitas fisik yang sangat terbatas. Pada keadaan istirahat tidak terdapat keluhan, tetapi ak tivitas fisik ringan saja akan menyebabkan capek, berdebar, sesak nafas.
d.   Kelas 4 : Penderita yang tidak mampu lagi mengadakan aktivitas fisik tanpa rasa terganggu. Tanda-tanda dekompensasi atau angina malahan telah terdapat pada keadaan istirahat.
CHF menurut New York Heart Assosiation (NYHA) dibagi menjadi :
a.    Grade 1 :  Penurunan fungsi ventrikel kiri tanpa gejala.
b.    Grade 2 :  Sesak nafas saat aktivitas berat
c.    Grade 3 :  Sesak nafas saat aktivitas sehari-hari.
d.   Grade 4 :  Sesak nafas saat sedang istirahat.

E.       Epidemiologi CHF.
Penyakit gagal jantung meningkat sesuai dengan usia, berkisar kurang dari l % pada usia kurang dari 50 tahun hingga 5% pada usia 50-70 Tahun dan 10% pada usia 70 tahun ke atas. Penyakit gagal jantung sangatlah buruk jika penyebab yang mendasarinya tidak segera ditangani, hampir 50% penderita gagal jantung meninggal dalam kurun waktu 4 Tahun. 50% penderita stadium akhir meninggal dalam kurun waktu 1 Tahun, di Indonesia prevalensi gagal jantung secara nasional belum ada sebagai gambaran di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Jakarta, pada tahun 2006 diruang rawat jalan dan inap didapat 3,23% kasus gagal jantung dari total 11,711 pasien.

F.        Etiologi CHF.
Terjadinya gagal jantung dapat disebabkan :
a.    Disfungsi miokard (kegagalan miokardial)
b.    Beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (systolic overload)
Beban sistolik yang berlebihan diluar kemampuan ventrikel (systolic overload) menyebabkan hambatan pada pengosongan ventrikel sehingga menurunkan curah ventrikel atau isi sekuncup.
c.    Beban volume berlebihan pembebanan diastolic (diastolic overload)
Preload yang berlebihan dan melampaui kapasitas ventrikel (diastolic overload) akan menyebabkan volum dan tekanan pada akhir diastolic dalam ventrikel meninggi. Prinsip Frank Starling; curah jantung mula-mula akan meningkat sesuai dengan besarnya regangan otot jantung, tetapi bila beban terus bertambah sampai melampaui batas tertentu, maka curah jantung justru akan menurun kembali.
d.   Peningkatan kebutuhan metabolic-peningkatan kebutuhan yang berlebihan (demand overload)
Beban kebutuhan metabolic meningkat melebihi kemampuan daya kerja jantung di mana jantung sudah bekerja maksimal, maka akan terjadi keadaan gagal jantung walaupun curah jantung sudah cukup tinggi tetapi tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sirkulasi tubuh.
e.    Gangguan pengisian (hambatan input).
Hambatan pada pengisian ventrikel karena gangguan aliran masuk ke dalam ventrikel atau pada aliran balik vena/venous return akan menyebabkan pengeluaran atau output ventrikel berkurang dan curah jantung menurun.
f.     Kelainan Otot Jantung
Gagal jantung paling sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, menyebabkan menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot mencakup arterosklerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi.
g.    Aterosklerosis Koroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului terjadinya gagal jantung.
h.    Hipertensi Sistemik / Pulmonal
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertropi serabut otot jantung.
i.      Peradangan dan Penyakit Miokardium
Berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas menurun.
j.      Penyakit jantung
Penyakit jantung lain seperti stenosis katup semilunar, temponade perikardium, perikarditis konstruktif, stenosis katup AV.
k.    Faktor sistemik
Faktor sistemik seperti hipoksia dan anemia yang memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung. Asidosis dan abnormalitas  elektrolit juga dapat menurunkan  kontraktilitas jantung.
G.      Patofisiologi CHF.
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas miokardium yang khas pada gagal jantung akibat penyakit jantung iskemik, mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yang efektif. Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup dan meningkatkan volume residu ventrikel.
Tekanan arteri paru-paru dapat meningkat sebagai respon terhadap peningkatan kronis tekanan vena paru. Hipertensi pulmonary meningkatkan tahanan terhadap ejeksi ventrikel kanan. Serentetan kejadian seprti yang terjadi pada jantung kiri, juga akan terjadi pada jantung kanan, dimana akhirnya akan terjdi kongesti sistemik dan edema.
Perkembangan dari kongesti sistemik atau paru-paru dan edema dapat dieksaserbasi oleh regurgitasi fungsional dan katub-katub trikuspidalis atau mitralis bergantian. Regurgitasi fungsional dapat disebabkan oleh dilatasi dari annulus katub atrioventrikularis atau perubahan-perubahan pada orientasi otot papilaris dan kordatendinae yang terjadi sekunder akibat dilatasi ruang.
Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme primer yang dapat dilihat; meningkatnya aktifitas adrenergik simpatik, meningkatnya beban awal  akibat aktivasi istem rennin-angiotensin-aldosteron dan hipertrofi ventrikel. Ketiga respon ini mencerminkan usaha untuk mempertahankan curh jantung. Meknisme-meknisme ini mungkin memadai untuk mempertahnkan curah jantung pada tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini, pada keadaan istirahat. Tetapi kelainan pada kerja ventrikel  dan menurunnya curah jantung biasanya tampak pada keadaan berktivitas. Dengan berlanjutnya gagal jantung  maka kompensasi akan menjadi semakin luring efektif.

H.      Problematik yang Dialami Penderita CHF
Problematika yang dialami penderita CHF, merupakan gabungan dari problematik penderita penyakit gagal jantung kanandan penderita gagal jantung kiri, yaitu:
-          Perasaan badan lemah
-          Cepat lelah
-          Jantung berdebar-debar
-          Sesak nafas
-          Batuk Anoreksia
-          Keringat dingin
-          Takhikardia
-          Bunyi jantung III
-          Edema tumit dan tungkai bawah
-          Hati membesar, lunak dan nyeri tekan
-          Gangguan gastrointestinal (perut kembung, anoreksia dan nausea) dan asites.\
-          Berat badan bertambah
-          Penambahan cairan badan
-          Perasaan tidak enak pada epigastrium.
http://noordhianaishiteru.blogspot.com/2011/01/gagal-jantung-congestive-heart-failure.html





















BAB III
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI

A.      Diagnosis Fisioterapi terhadap CHF.
Penegakan diagnosa fisioterapi;
  1. Impairment, gangguan yang dialami pasien.
Pasien mengalami;
-   Perasaan badan lemah
-   Jantung berdebar-debar
-   Sesak nafas
-   Berat badan bertambah
-   Bunyi jantung III
-   Edema tumit dan tungkai bawah
  1. Fungsional Limitation, keterbatasan fungsi yang dialami diri sendiri pasien.
Pasien mengalami sesak nafas dan cepat lelah saat akstifitas.
  1. Disability, gangguan terhadap aktifitas fungsional dengan orang lain atau lingkungan.
Gangguan ini  biasanya mengarah pada pekerjaan pasien atau hobi pasien. Misalnya jika seorang ibu rumah tangga, pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat seperti mengangkat bebanyang berat, berkebun, berjalan jauh, dan sebagainya.

B.       Pemeriksaan Fisioterapi terhadap CHF.
Pemeriksaan yang dilakukan;
  1. Pemeriksaan umum
a.       Kondisi umum
-   Tekanan darah; menggunakan spignomanometer satuan millimeter (mmHg).
-   Tekanan nadi; menggunakan palpasi jari satuan kali/menit.
-   Temperatur badan; menggunakan termometer satuan derajad celcius (ᵒC).
-   Berat badan; menggunakan timbangan berat badan satuan kilogram (kg).
-   Tinggi badan; mengginakan mid line satuan centimeter (cm).

b.      IPPA
-   Inspeksi; melihat adanya perubahan pada raut wajah, bentuk dada atau sangkar thoraks, melihat adanya oedema. 
-   Palapasi; menyentuh dan meraba adanya piting oedema, suhu tubuh, nyeri tekan pada daerah dada atau thoraks.
-   Perkusi; mengetuk pada bagian dada atau thoraks dan abdomen. Melihat adanya nyeri tekan dan kembung.
-   Auskultasi; mendengar dengan stetoscop pada bagian dada dan punggung. Untuk mengetahui adanya cairan pada paru-paru, suara nafas, detak jantung.
  1. Pemeriksaan khusus
-  Nyeri pada dada; menggunakan skala VAS atau VDS. Memeriksa nyeri diam, nyeri gerak, dan nyeri tekan.
-  Atropometri; menggunakan mid line. Memeriksa ukuran sangkar thorak dan oedema yang terjadi pada tungkai.
  1. Pemeriksaan spesifik
-  Endurance test
Bertujuan untuk mengetahui kebugaran tubuh. Dengan cara menggunakan treatmill atau jalan 6 menit.
-  Skala NYHA (New York Heart Asosiation)
Bertujuan untuk adanya sesak nafas dan nyeri dada. Terdapat 4 kelas yaitu;
Kelas 1 : tidak ada gejala, sesak nafas timbul pada aktivitas berat.
Kelas 2 : timbul gejala sesak saat aktivitas sedang.
Kelas 3 : sesak pada saat melakukan aktivitas sehari-hari atau aktivitas ringan.
Kelas 4 : sesak pada saat istirahat.
-  IMT (Index Massa Tubuh)
Rumus IMT= berat badan : tinggi badan2
Satuan berat badan yang digunakan adalah kilogram (kg), satuan tinggi badan adalah meter (m).
Klasifikasi IMT
<18,5             = BB kurang
18,5-22,9       = BB normal
23                  = BB lebih
23-24,5          = pre obesitas
25-29,9          = obesitas I
>30                = obesitas II

  1. Pemeriksaan fungsional
-  ADL (aktivitas Daily Life)
-  Pekerjaan
-  Hobi
  1. Pemeriksaan penunjang
-  EKG; hipertrofi atrium atau ventrikuler, penyimpangan aksis, iskemia dan kerusakan pola mungkin terlihat. Disritmia: takhikardi, fibrilasi atrial. Kenaikan segmen ST/T persisten 6 minggu atau lebih setelah imfark miokard menunjukkan adanya aneurime ventricular.
-  Sonogram; dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam fungsi/struktur katub atau are penurunan kontraktilitas ventricular.
-  Scan jantung; tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan dinding. 
-  Kateterisasi jantung; tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan atau sisi kiri, stenosi katup atau insufisiensi, dan mengkaji potensi arteri kororner. Zat kontras disuntikkan kedalam ventrikel menunjukkan ukuran abnormal dan ejeksi fraksi/perubahan kontrktilitas.


BAB IV
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Gagal jantung kongestif (CHF) adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi. Penyebabnya karena disfungsi miokard, beban tekanan berlebihan-pembebanan sistolik (systolic overload), beban volume berlebihan pembebanan diastolic (diastolic overload), kelainan otot jantung, gangguan pengisian (hambatan input), penyakit miokardium, penyakit jantung dan fungsi sisemik.
Diagnosa fisioterapi berupa impairment, fungcional limitation dan disability. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan khusus, pemeriksaan spesifik, pemeriksaan fungsional dan pemeriksaan penunjang.

B.  Saran
  1. Penulis lebih banyak melihat referensi lain agar dapat memperoleh informasi yang lain mengenai penyakit congestive heart failure (CHF) atau gagal jantung kongestif.
  2. Pembaca tidak hanya terpaku resume ini, tetapi juga melihat referensi lain agar informasi yang didapat lebih beragam.
  3. Diharapkan pembaca dapat mengaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari.












DAFTAR PUSTAKA